Sesuai
namanya: smartphone, adalah telephone yang smart (pintar), dengan
fitur-fitur yang lengkap. Tidak hanya untuk menelepon, tetapi juga untuk
browsing internet, chatting, kamera, music, film, game, dan fitur
lainnya, sehingga bisa disimpulkan bahwa sebuah smartphone mempunyai
banyak sekali komponen rumit selayaknya komputer. Tidak heran sebuah
smartphone keluaran verndor ternama harganya mencapai jutaan rupiah. Hal
ini bisa dimaklumi karena komponen-komponennya memakai komponen
kualitas tinggi dan berbanding lurus dengan harganya. Lantas bagaimana
dengan smartphone keluaran vendor dari Tiongkok dan bahkan dari vendor
lokal yang dibanderol dengan harga miring?
Berapa harga gadget lokal ini? Yang jelas harganya sangat mahal
mencapai puluhan juta, jika belinya sekaligus dengan yang memegangnya.
Sesuai kata pepatah Jawa “ono rego ono rupo”, bahwa baik buruknya kualitas berbanding lurus dengan harga suatu barang. Semakin murah, semakin rendah pula kualitas barang tersebut. Dan hal ini berlaku juga pada smartphone. Semakin murah smartphone, semakin rendah pula kualitas komponennya. Terus, apakah smartphone kualitas rendah tersebut mudah rusak? Jawabnya adalah: IYA, jika anda tidak bisa merawatnya. Lho kok? Yup, ada perlu beberapa cara agar smartphone tersebut bisa awet, selayaknya smartphone berkualitas tinggi. Tapi cara-cara berikut juga bisa kok diterapkan pada smartphone kelas atas.
Jangan mereyen habis smartphone seolah-olah tak ada hari esok.Quote:Banyak sekali keluhan di media yang mengatakan kalau smartphone keluaran lokal mudah sekali rusak. Smartphone baru dipakai seminggu sudah error, sering restart bahkan mati total. Sehingga muncul paradigma bahwa smartphone buatan Tiongkok atau lokal mudah rusak. Sudah menjadi rahasia umum bahwa smartphone lokal bermasalah pada rendahnya QC (Quality Control) yang membuat kualitas smartphone sendiri patut dipertanyakan. Tetapi kalau boleh TS bilang, sebenarnya penyebab kerusakan adalah 90% kesalahan user/human factor dan 10 % adalah cacat dari produk itu sendiri.
Pada hari-hari pertama memiliki, para gadget mania langsung menggeber habis mainan barunya tersebut. Pencet sana sini, download apa saja, main game seharian, memutar film dan streaming video, tanpa memberikan waktu buat smartphone untuk istirahat. Banyaknya aplikasi dan game gratis membuat pengguna tergoda menginstall aplikasi-aplikasi tersebut yang ujung-ujungnya justru akan membebani kerja smartphone. Banyak aplikasi yang working background dan terus menerus terhubung ke internet. Hal inilah yang membuat smartphone cepat panas, processor dan RAM panas, IC touchscreen panas dan yang paling panas adalah modul modem. Kualitas komponen yang rendah membuat komponen tersebut cepat soak, sehingga membuat smartphone error, hang, bahkan mati total.
Game balapan Aphalt 7: Heat sangat seru, bahkan "heat-nya" sampai
benar-benar membuat sang gadget kegerahan
Bahkan dengan banyaknya jejaring sosial dan aplikasi instant messaging, membuat smartphone seolah-olah tabu untuk dimatikan. Dunia terasa runtuh jika semenit saja tidak melihat update status teman-teman. Alhasil smartphone akan hidup selama 24 jam sehari.
Tips:
Jangan menggeber habis smartphone seolah-olah besok kiamat. Masih ada hari esok. Google Playstore masih buka besok pagi. Cobalah memberikan waktu buat istirahat pada smartphone. Minimal 30 menit sehari dengan mematikan smartphone (lebih bagus lagi dengan mencopot batterainya). Tenang, kita tidak akan tewas hanya karena tidak melihat update status kawan-kawan selama 30 menit. Jangan membebani smartphonedengan aplikasi macam-macam yang tidak berguna (seperti aplikasi prakiraan cuaca, 3D theme, 3D wallpaper, dll) yang ujung-ujungnya akan memperberat kinerja smartphone.Bahkan beberapa aplikasi ada yang terus terhubung ke internet. Dengan menghapus aplikas yang tidak berguna, kinerja smartphone akan jauh lebih ringan, yang akan membuat smartphone jadi lebih awet.
Jangan asal colok charger sembaranganQuote:Apa anda pernah mencharger Lenovo dengan charger milik Blackberry? Sering? Segera hentikan hal tersebut. Walaupun ujung colokannya sama, smartphone satu dengan yang lain mempunyai input arus daya dan voltase yang berbeda-beda, yang telah diukur oleh vendor masing-masing. Begitu pula dengan travel charger yang banyak beredar di pasaran, yang mempunyai output yang berbeda-beda. Ada charger yang mempunyai output voltase 5 V, ada pula yang 5,3 V, bahkan ada yang hanya 3 V. Smartphone yang input voltasenya 5 V, tidak cocok jika memakai charger dengan voltase 5,3 V. Kelebihan voltase akan ditandai dengan touchscreen yang “lari-lari”, dipencet A keluarnya B saat di charge dalam posisi hidup. Jika dibiarkan terus akan mengakibatkan kerusakan permanen pada mesin smartphone.
Travel charger merk VIVAN mempunyai voltase 5,3 V.
Pada gadget tertentu akan membuat error screen.
Arus daya juga perlu diperhatikan. Biasanya smartphone sekarang, input daya yang disyaratkan adalah 1000 mAh / 1 Ah (miliAmpere per hour). Tetapi ada juga yang hanya 500 mAh, 680 mAh, bahkan 2 Ah. Sebenarnya tidak ada masalah jika mencharger smartphone dengan input500mAh memakai charger 1 Ah, karena biasanya vendor telah membatasi besar daya yang diperbolehkan masuk ke smartphone. Tapi lain halnya jika mencharge smartphone dengan input 1 Ah dengan charger 500 mAh. Hal itu akan memperlama proses charging dan mengakibatkan pengisian batterai tidak optimal sehingga mengakibatkan batterai mudah rusak/drop sehingga mengganggu supplay listrik ke smartphone. Dalam beberapa kasus, justru daya di batteray akan tersedot sehingga merusak batteray.
Kestabilan supplay listrik sangat penting bagi smartphone, ibarat aliran darah dalam tubuh kita. Terganggunya supplay listrik menyebabkan performa smartphone tidak stabil, hang, restart atau bahkan mati sendiri. Kondisi tersebut akan membuat komponen smartphone cepat rusak.
Perlu kejelian dalam memilih powerbank. Hindari powerbank murahan.
Idealnya, powerbank kapasitas hanya 2400mAh harganya diatas 100rb
Tips:
Pakailah selalu charger bawaan smartphone (sangat direkomendasikan). Jika terpaksa harus memakai charger lain atau memakai powerbank, usahakan voltase dan besaran ampere sama dengan charger bawaan. Hindarilah memakai charger abal-abal, karena charger tersebut arus listriknya tidak stabil, disamping itu kadang voltase yang masuk tidak tersaring dengan baik, sehingga menyebabkan perpindahan tenaga elektrik berfrekuensi tinggi yang membahayakan smartphone (gejalanya, touchscreen error/ tidak berfungsi saat dicharge dalam kondisi hidup). Jika charger bawaan rusak, sebisa mungkin segera menghubungi service center terdekat untuk membeli charger baru.
Lakukan charging dengan benar.Quote:Matikan smartphone saat sedang charging!! Entah sudah berapa kali peringatan ini dikeluarkan oleh vendor-vendor smartphone dan produsen batterai. Namun peringatan tersebut selalu dianggap hanya angin lalu para pengguna. Kebutuhan akan update informasi dan jejaring sosial membuat sebuah smartphone haram hukumnya jika sampai dimatikan. Dunia serasa runtuh jika tidak update status walau sedetikpun. Smartphone dicharging dalam keadaan hidup menjadi hal lumrah. Padahal hal tersebut sangat tidak baik untuk kesehatan batteray maupun smartphone itu sendiri.
Ngecass gadget dimatikan? Nay.. not in a million years...
Proses charging bisa diibaratkan mengisi bensin pada kendaraan. Semua kendaraan baik roda dua maupun roda empat selalu mematikan mesin jika sedang diisi bensin. Hal ini juag berlaku bagi smartphone. Saat smartphone dicharging, batteray akan menerima sejumlah arus daya tertentu. Saat smartphone dicharging dalam kondisi hidup bahkan digunakan untuk browsing misalnya, kerja batteray menjadi dobel. Disaat dia harus menerima daya, di waktu yang bersamaan dia juga harus mengeluarkan daya. Kondisi ini membuat elektron-elektron batteray menjadi tidak stabil, dan membuat batteray cepat drop sehingga kinerja smartphone terganggu.
Pada kalangan tertentu, badan akan terasa pegal linu jika
terlambat melihat status temen-temen sedikit saja,
Disamping itu durasi waktu charging yang berlebihan (biasa disebut overcharging) juga berakibat buruk. Kebanyakan pengguna mencharging smartphone pada saat jam tidur dan melepas charger pada saat bangun keesokan paginya. Padahal durasi charging ada ukurannya. Hal ini bisa dilihat pada input daya pada charger dan kapasitas batteray. Misalnya kapasitas batteray smartphone 2800 mAh, memakai charger 1 Ah, maka lama charging adalah 3 jam. Overcharging yang terlalu lama akan membuat arus daya yang masuk ke batteray menjadi berlebihan yang akan membuat batteray cepat drop, menjadi bengkak/hamil sehingga mengganggu kestabilan kerja smartphone.
Tips:
Hindari mencharging terlalu lama. Segera cabut charger dari smartphone jika indikator batteray sudah penuh. Sebisa mungkin melakukan charging dengan mematikan smartphone. Jika keadaan terpaksa harus mencharger dalam keadaan hidup (misalnya anda telah dikutuk akan berubah jadi kodok jika smartphone anda mati), minimalkan penggunaan smartphone tersebut. Menelepon, browsing, bermain game atau video termasuk aktivitas yang menguras batteray dan sangat tidak disarankan dilakukan saat smartphone di charging.
Batteray akan hamil seperti ini jika "kimpoi" terlalu lama dengan charger.
Segera cabut charger jika indikator telah penuh.
Jika akan memakai powerbank, pakailah powerbank yang mempunyai fitur-fitur keamanan. Seperti pelindung jika terjadi arus pendek dan fitur “over charging protection” yang akan memutus aliran listrik ke smartphone saat batteray sudah penuh. Hindarilah powerbank murah dengan kualitas aba-abal karena justru akan merusak smartphone itu sendiri.
Jangan sampai terjatuhQuote:Tidak ada peralatan elektronik yang tahan terhadap jatuh atau benturan. Hal itu berlaku juga terhadap smartphone. Walaupun ada vendor yang mengatakan bahwa produk mereka tahan banting, tetapi siapa yang berani menjamin 100%. Berbeda dengan ponsel jadul, smartphone sangat diharamkan sampai terjatuh. Banyaknya komponen rumit di dalam sangat rentan terhadap benturan keras. Komponen yang paling rapuh adalah layar LCD, yang berada di garis depan body smartphone. Jika smartphone terjatuh, layar LCD yang berpotensi paling tinggi mengalami kerusakan yang biasanya berupa retakan dead pixel.
Jika kesal terhadap pacar, jangan menimpuknya dengan gadget.
Disamping itu KDRT, gadget bisa pecah seperti ini.
Selain itu benturan saat jatuh akan mengakibatkan retakan pada mainboard, sehingga akan memutus jalur-jalur listrik di beberapa komponennya. Tidak seperti PC, smartphone memakai SoC (system on chip) dimana proses data, rendering image, suara, dll berada dalam 1 chip inti. Sehingga jika jalur data maupun listrik ke chip tersebut terganggu atau putus akibat terjatuh, maka kinerja smartphone menjadi tidak stabil. Hal ini akan mengakibatkan terganggunya beberapa fungsi sekaligus seperti suara tidak keluar, LCD tidak responsif, tidak bisa charging, dll. Pada smartphone lokal, benturan akibat jatuh akan berpotensi merusak solderan komponennya, yang pada dasarnya tidak sebagus smartphone kelas atas. Rusaknya solderan bahkan akan mengakibatkan smartphone mati total.
Keunggulan SoC adalah susunan chip lebih ringkas sehingga
ukuran gadget bisa diperkecil dan ada ruang lebih untuk batteray.
Tips:
Jangan menyimpan smartphone di saku celana, saku jaket atau saku baju karena kemungkinan terjatuh sangat besar. Pakailah tas kecil untuk menyimpan smartphone saat berpergian. Walaupun terlihat tidak keren, tetapi tas kecil tersebut jauh lebih aman dibanding menyimpan di saku celana. Bahkan sekarang banyak beredar tas yang memang dirancang khusus buat pengguna smartphone, walau harganya sedikit lebih mahal.
Tas yang lebih aman kurang populer bagi para remaja alay. Mereka memilih
memasukkan gadgetnya ke saku jeans, biar terlihat keren.
http://www.kaskus.co.id/thread/552c417bd89b0964418b456c/smartphone-lokal-mudah-rusak-tidak-jika-tahu-cara-merawatnya/
Quote:Itulah cara-cara dari TS merawat smartphone agar lebih awet. Sebetulnya masih banyak cara-caranya, tapi hanya TS ambil yang penting-penting saja karena biar lebih ringkas, Maksud TS membuat trit ini sama sekali bukan bermaksud menggurui teman-teman kaskuser, tetapi hanyalah sekedar berbagi pengetahuan saja dan membuka ruang diskusi agar semua dapat saling memberi masukan. Karena TS yakin banyak mas bro disini yang notabene adalah teknisi HP yang sudah berpengalaman. Lagipula TS sendiri juga bukan teknisi HP, hanya sering oprek-oprek ROM dan kernel Android. Apabila ada kesalahan mohon koreksinya (TS juga keep updating).
Berapa harga gadget lokal ini? Yang jelas harganya sangat mahal
mencapai puluhan juta, jika belinya sekaligus dengan yang memegangnya.
Sesuai kata pepatah Jawa “ono rego ono rupo”, bahwa baik buruknya kualitas berbanding lurus dengan harga suatu barang. Semakin murah, semakin rendah pula kualitas barang tersebut. Dan hal ini berlaku juga pada smartphone. Semakin murah smartphone, semakin rendah pula kualitas komponennya. Terus, apakah smartphone kualitas rendah tersebut mudah rusak? Jawabnya adalah: IYA, jika anda tidak bisa merawatnya. Lho kok? Yup, ada perlu beberapa cara agar smartphone tersebut bisa awet, selayaknya smartphone berkualitas tinggi. Tapi cara-cara berikut juga bisa kok diterapkan pada smartphone kelas atas.
Jangan mereyen habis smartphone seolah-olah tak ada hari esok.Quote:Banyak sekali keluhan di media yang mengatakan kalau smartphone keluaran lokal mudah sekali rusak. Smartphone baru dipakai seminggu sudah error, sering restart bahkan mati total. Sehingga muncul paradigma bahwa smartphone buatan Tiongkok atau lokal mudah rusak. Sudah menjadi rahasia umum bahwa smartphone lokal bermasalah pada rendahnya QC (Quality Control) yang membuat kualitas smartphone sendiri patut dipertanyakan. Tetapi kalau boleh TS bilang, sebenarnya penyebab kerusakan adalah 90% kesalahan user/human factor dan 10 % adalah cacat dari produk itu sendiri.
Pada hari-hari pertama memiliki, para gadget mania langsung menggeber habis mainan barunya tersebut. Pencet sana sini, download apa saja, main game seharian, memutar film dan streaming video, tanpa memberikan waktu buat smartphone untuk istirahat. Banyaknya aplikasi dan game gratis membuat pengguna tergoda menginstall aplikasi-aplikasi tersebut yang ujung-ujungnya justru akan membebani kerja smartphone. Banyak aplikasi yang working background dan terus menerus terhubung ke internet. Hal inilah yang membuat smartphone cepat panas, processor dan RAM panas, IC touchscreen panas dan yang paling panas adalah modul modem. Kualitas komponen yang rendah membuat komponen tersebut cepat soak, sehingga membuat smartphone error, hang, bahkan mati total.
Game balapan Aphalt 7: Heat sangat seru, bahkan "heat-nya" sampai
benar-benar membuat sang gadget kegerahan
Bahkan dengan banyaknya jejaring sosial dan aplikasi instant messaging, membuat smartphone seolah-olah tabu untuk dimatikan. Dunia terasa runtuh jika semenit saja tidak melihat update status teman-teman. Alhasil smartphone akan hidup selama 24 jam sehari.
Tips:
Jangan menggeber habis smartphone seolah-olah besok kiamat. Masih ada hari esok. Google Playstore masih buka besok pagi. Cobalah memberikan waktu buat istirahat pada smartphone. Minimal 30 menit sehari dengan mematikan smartphone (lebih bagus lagi dengan mencopot batterainya). Tenang, kita tidak akan tewas hanya karena tidak melihat update status kawan-kawan selama 30 menit. Jangan membebani smartphonedengan aplikasi macam-macam yang tidak berguna (seperti aplikasi prakiraan cuaca, 3D theme, 3D wallpaper, dll) yang ujung-ujungnya akan memperberat kinerja smartphone.Bahkan beberapa aplikasi ada yang terus terhubung ke internet. Dengan menghapus aplikas yang tidak berguna, kinerja smartphone akan jauh lebih ringan, yang akan membuat smartphone jadi lebih awet.
Jangan asal colok charger sembaranganQuote:Apa anda pernah mencharger Lenovo dengan charger milik Blackberry? Sering? Segera hentikan hal tersebut. Walaupun ujung colokannya sama, smartphone satu dengan yang lain mempunyai input arus daya dan voltase yang berbeda-beda, yang telah diukur oleh vendor masing-masing. Begitu pula dengan travel charger yang banyak beredar di pasaran, yang mempunyai output yang berbeda-beda. Ada charger yang mempunyai output voltase 5 V, ada pula yang 5,3 V, bahkan ada yang hanya 3 V. Smartphone yang input voltasenya 5 V, tidak cocok jika memakai charger dengan voltase 5,3 V. Kelebihan voltase akan ditandai dengan touchscreen yang “lari-lari”, dipencet A keluarnya B saat di charge dalam posisi hidup. Jika dibiarkan terus akan mengakibatkan kerusakan permanen pada mesin smartphone.
Travel charger merk VIVAN mempunyai voltase 5,3 V.
Pada gadget tertentu akan membuat error screen.
Arus daya juga perlu diperhatikan. Biasanya smartphone sekarang, input daya yang disyaratkan adalah 1000 mAh / 1 Ah (miliAmpere per hour). Tetapi ada juga yang hanya 500 mAh, 680 mAh, bahkan 2 Ah. Sebenarnya tidak ada masalah jika mencharger smartphone dengan input500mAh memakai charger 1 Ah, karena biasanya vendor telah membatasi besar daya yang diperbolehkan masuk ke smartphone. Tapi lain halnya jika mencharge smartphone dengan input 1 Ah dengan charger 500 mAh. Hal itu akan memperlama proses charging dan mengakibatkan pengisian batterai tidak optimal sehingga mengakibatkan batterai mudah rusak/drop sehingga mengganggu supplay listrik ke smartphone. Dalam beberapa kasus, justru daya di batteray akan tersedot sehingga merusak batteray.
Kestabilan supplay listrik sangat penting bagi smartphone, ibarat aliran darah dalam tubuh kita. Terganggunya supplay listrik menyebabkan performa smartphone tidak stabil, hang, restart atau bahkan mati sendiri. Kondisi tersebut akan membuat komponen smartphone cepat rusak.
Perlu kejelian dalam memilih powerbank. Hindari powerbank murahan.
Idealnya, powerbank kapasitas hanya 2400mAh harganya diatas 100rb
Tips:
Pakailah selalu charger bawaan smartphone (sangat direkomendasikan). Jika terpaksa harus memakai charger lain atau memakai powerbank, usahakan voltase dan besaran ampere sama dengan charger bawaan. Hindarilah memakai charger abal-abal, karena charger tersebut arus listriknya tidak stabil, disamping itu kadang voltase yang masuk tidak tersaring dengan baik, sehingga menyebabkan perpindahan tenaga elektrik berfrekuensi tinggi yang membahayakan smartphone (gejalanya, touchscreen error/ tidak berfungsi saat dicharge dalam kondisi hidup). Jika charger bawaan rusak, sebisa mungkin segera menghubungi service center terdekat untuk membeli charger baru.
Lakukan charging dengan benar.Quote:Matikan smartphone saat sedang charging!! Entah sudah berapa kali peringatan ini dikeluarkan oleh vendor-vendor smartphone dan produsen batterai. Namun peringatan tersebut selalu dianggap hanya angin lalu para pengguna. Kebutuhan akan update informasi dan jejaring sosial membuat sebuah smartphone haram hukumnya jika sampai dimatikan. Dunia serasa runtuh jika tidak update status walau sedetikpun. Smartphone dicharging dalam keadaan hidup menjadi hal lumrah. Padahal hal tersebut sangat tidak baik untuk kesehatan batteray maupun smartphone itu sendiri.
Ngecass gadget dimatikan? Nay.. not in a million years...
Proses charging bisa diibaratkan mengisi bensin pada kendaraan. Semua kendaraan baik roda dua maupun roda empat selalu mematikan mesin jika sedang diisi bensin. Hal ini juag berlaku bagi smartphone. Saat smartphone dicharging, batteray akan menerima sejumlah arus daya tertentu. Saat smartphone dicharging dalam kondisi hidup bahkan digunakan untuk browsing misalnya, kerja batteray menjadi dobel. Disaat dia harus menerima daya, di waktu yang bersamaan dia juga harus mengeluarkan daya. Kondisi ini membuat elektron-elektron batteray menjadi tidak stabil, dan membuat batteray cepat drop sehingga kinerja smartphone terganggu.
Pada kalangan tertentu, badan akan terasa pegal linu jika
terlambat melihat status temen-temen sedikit saja,
Disamping itu durasi waktu charging yang berlebihan (biasa disebut overcharging) juga berakibat buruk. Kebanyakan pengguna mencharging smartphone pada saat jam tidur dan melepas charger pada saat bangun keesokan paginya. Padahal durasi charging ada ukurannya. Hal ini bisa dilihat pada input daya pada charger dan kapasitas batteray. Misalnya kapasitas batteray smartphone 2800 mAh, memakai charger 1 Ah, maka lama charging adalah 3 jam. Overcharging yang terlalu lama akan membuat arus daya yang masuk ke batteray menjadi berlebihan yang akan membuat batteray cepat drop, menjadi bengkak/hamil sehingga mengganggu kestabilan kerja smartphone.
Tips:
Hindari mencharging terlalu lama. Segera cabut charger dari smartphone jika indikator batteray sudah penuh. Sebisa mungkin melakukan charging dengan mematikan smartphone. Jika keadaan terpaksa harus mencharger dalam keadaan hidup (misalnya anda telah dikutuk akan berubah jadi kodok jika smartphone anda mati), minimalkan penggunaan smartphone tersebut. Menelepon, browsing, bermain game atau video termasuk aktivitas yang menguras batteray dan sangat tidak disarankan dilakukan saat smartphone di charging.
Batteray akan hamil seperti ini jika "kimpoi" terlalu lama dengan charger.
Segera cabut charger jika indikator telah penuh.
Jika akan memakai powerbank, pakailah powerbank yang mempunyai fitur-fitur keamanan. Seperti pelindung jika terjadi arus pendek dan fitur “over charging protection” yang akan memutus aliran listrik ke smartphone saat batteray sudah penuh. Hindarilah powerbank murah dengan kualitas aba-abal karena justru akan merusak smartphone itu sendiri.
Jangan sampai terjatuhQuote:Tidak ada peralatan elektronik yang tahan terhadap jatuh atau benturan. Hal itu berlaku juga terhadap smartphone. Walaupun ada vendor yang mengatakan bahwa produk mereka tahan banting, tetapi siapa yang berani menjamin 100%. Berbeda dengan ponsel jadul, smartphone sangat diharamkan sampai terjatuh. Banyaknya komponen rumit di dalam sangat rentan terhadap benturan keras. Komponen yang paling rapuh adalah layar LCD, yang berada di garis depan body smartphone. Jika smartphone terjatuh, layar LCD yang berpotensi paling tinggi mengalami kerusakan yang biasanya berupa retakan dead pixel.
Jika kesal terhadap pacar, jangan menimpuknya dengan gadget.
Disamping itu KDRT, gadget bisa pecah seperti ini.
Selain itu benturan saat jatuh akan mengakibatkan retakan pada mainboard, sehingga akan memutus jalur-jalur listrik di beberapa komponennya. Tidak seperti PC, smartphone memakai SoC (system on chip) dimana proses data, rendering image, suara, dll berada dalam 1 chip inti. Sehingga jika jalur data maupun listrik ke chip tersebut terganggu atau putus akibat terjatuh, maka kinerja smartphone menjadi tidak stabil. Hal ini akan mengakibatkan terganggunya beberapa fungsi sekaligus seperti suara tidak keluar, LCD tidak responsif, tidak bisa charging, dll. Pada smartphone lokal, benturan akibat jatuh akan berpotensi merusak solderan komponennya, yang pada dasarnya tidak sebagus smartphone kelas atas. Rusaknya solderan bahkan akan mengakibatkan smartphone mati total.
Keunggulan SoC adalah susunan chip lebih ringkas sehingga
ukuran gadget bisa diperkecil dan ada ruang lebih untuk batteray.
Tips:
Jangan menyimpan smartphone di saku celana, saku jaket atau saku baju karena kemungkinan terjatuh sangat besar. Pakailah tas kecil untuk menyimpan smartphone saat berpergian. Walaupun terlihat tidak keren, tetapi tas kecil tersebut jauh lebih aman dibanding menyimpan di saku celana. Bahkan sekarang banyak beredar tas yang memang dirancang khusus buat pengguna smartphone, walau harganya sedikit lebih mahal.
Tas yang lebih aman kurang populer bagi para remaja alay. Mereka memilih
memasukkan gadgetnya ke saku jeans, biar terlihat keren.
http://www.kaskus.co.id/thread/552c417bd89b0964418b456c/smartphone-lokal-mudah-rusak-tidak-jika-tahu-cara-merawatnya/
Quote:Itulah cara-cara dari TS merawat smartphone agar lebih awet. Sebetulnya masih banyak cara-caranya, tapi hanya TS ambil yang penting-penting saja karena biar lebih ringkas, Maksud TS membuat trit ini sama sekali bukan bermaksud menggurui teman-teman kaskuser, tetapi hanyalah sekedar berbagi pengetahuan saja dan membuka ruang diskusi agar semua dapat saling memberi masukan. Karena TS yakin banyak mas bro disini yang notabene adalah teknisi HP yang sudah berpengalaman. Lagipula TS sendiri juga bukan teknisi HP, hanya sering oprek-oprek ROM dan kernel Android. Apabila ada kesalahan mohon koreksinya (TS juga keep updating).
No comments:
Post a Comment